Rabu, 01 Agustus 2012

Guruku Suksesku

Menjadi seorang guru yang disukai murid itu bisa jadi susah, tapi bisa jadi pula mudah. Tapi sesusah-susah atau semudah-mudah apapun, nyatanya menjadi guru idola itu memang susah-susah mudah untuk dicapai. Bayangkan, jika siswa merasa senang belajar dengan seseorang guru, tentunya secara otomatis ilmu dapat ditransver dengan mudah pula. Ibarat sebuah komputer, siswa memilki folder masing-masing yang siap menerima file-file apapun yang akan diisikan oleh guru mereka. Walau pun tak langsung mengerti apa yang dijelaskan oleh guru tersebut, setidaknya mereka punya rasa ingin tahu tentang apa yang disampaikan guru tersebut.

Nah, kalau guru yang tidak disukai siswa???


Pernahkah kamu menghadapi seorang guru atau dosen yang kehadirannya ke dalam kelas saja seolah membawa aura gelap dalam hidupmu. Setiap langkah kakinya terdengar jelas seolah tak ada suara lain selain ketukan sepatunya yang beradu kencang dengan degupan suara jantungmu. Duduknya di kursi guru membuat suasana hening, seolah hanya ada dia dan kamu. Dan matanya seolah terus menatap ke arah masing-masing kamu. Ketika guru yang seperti ini mulai mengajar, jangankan ingin memperhatikan apa yang diajarkan, mendengarkan suaranya saja otakmu seakan-akan berteriak “Tolongggggggggggg!!!!” Ketika bel pergantian pelajaran berbunyi, kamu menarik napas panjang tertanda lega telah lolos dari yang kamu namai “m*lapetaka”. Benar atau tidaknya kamu akan kamu rasakan ketika benar-benar bertemu guru seperti itu.

UNTUK SEORANG GURU. Jika kamu seorang guru seperti yang disebutkan di atas, jangan tertipu jika siswa terlihat serius memperhatikan bukunya di atas meja. Hal itu tidak menjamin keseriusan mereka mengikuti mata pelajaranmu, karena mungkin saja mereka beranggapan menatap serius sebuah buku itu lebih baik daripada memandang wajahmu. Mereka takut akan ditanyakan sesuatu olehmu. Karena bisa jadi mereka sama sekali tidak paham tentang apa yang kamu katakan. Mereka semua menundukkan kepala seolah tak ingin kamu menyadari bahwa mereka ADA. Dan mungkin pula, ketika itu mereka sedang khusuk berdo’a, “Tuhan, putarlah waktu lebih cepat, untuk kali iniiii saja”. Dan sebagian lagi mereka asyik mendongkol, “Kejam! Gila ni guru killer abis, kapan sih pensiunnya!”

Mau jadi guru yang seperti itu????

Guru yang seperti itu biasanya kurang berkomunikasi dengan siswa. Yah, dia pintar, dia menguasai ilmu yang diajarkan, dia tahu metode mengajar yang baik. Tapi pembawaannya yang terlalu serius MENURUT KACA MATA SISWA yang mungkin membuat siswa enggan dan takut belajar dengannya. Dan bagaimana pun, bagi sebagian besar siswa, tidak heran jika ketakutan itu melunturkan setiap pelajaran yang disampaikannya.  
It’s namely Jeritan Hati Siswa.

Akan tetapi tak semua siswa juga yang tidak menyukai guru seperti di atas. Ada sebagian siswa yang positive thinking menghadapi guru yang seperti ini. Karena mereka ‘paham’.

UNTUK KAMU PARA SISWA. Perlu diketahui kalau tidak ada satu pun guru ‘normal’ yang tidak ingin disukai siswa. Tidak ada satupun guru yang tidak ingin melihat kesuksesan siswanya. Dan tidak ada yang lebih menyenangkan bagi guru saat mengajar, selain melihat siswanya mengerti dan paham tentang materi yang diajarkan. Karena bagaimana pun kesuksesan siswa adalah kesuksesan besar bagi seorang guru.

“Loh, mana mungkin guru killer gitu mikirin kesuksesan kami?”

Gini, kamu seorang siswa dan dia seorang guru. Tugas kamu belajar dan tugas dia mengajar dan mendidik kamu. Ingat apapun, dari manapun, dan kapanpun, ada pelajaran yang dapat kamu petik, dari setiap kejadian, dari hal-hal baik maupun dari hal-hal buruk sekalipun.

Setiap orang punya karakteristik masing-masing. Dan setiap guru memiliki strategi dan cara masing-masing dalam mengajar. Kamu SISWA ingin dimengerti, dan dia GURU pun ingin dipahami.

SISWA. Kamu ingin dimengerti, dan kamu berkata, “Mana bisa belajar kalau suasanya tegang begini”. Terkadang, tanpa kamu sadari, suasana seperti itu terjadi karena sugesti kamu yang berlebihan tentang hal-hal yang buruk yang akan terjadi. Takut salah atau takut dimarahi. Padahal tidak ada satu guru pun yang marah jika memang kamu tak bersalah. Kalau pun ada seorang guru memarahimu bukan berarti dia benar-benar marah kepadamu, tapi itu semata-mata teguran atau nasihat agar kamu lebih baik lagi.

Please enjoy to face her (him)!

Sedikit tips untukmu siswa ketika menghadapi guru seperti yang terpapar di atas. Pertama,ingat, kamu siswa dan tugas kamu belajar. Ada baiknya sebelum masuk pelajaran atau pada malam harinya kamu belajar mandiri. Kamu baca buku tentang materi yang akan di sampaikan oleh guru ‘tersebut’. Jadi, setidaknya kamu punya modal untuk mengikuti pelajarannya besok. Dan percayalah itu sedikit banyak akan meningkatkan kepercayaan diri kamu untuk menghadapi guru ‘tersebut’.

Kedua, bagaimanapun tidak ramahnya guru tersebut menurutmu, tetaplah berusaha untuk ramah. Sikapmu terhadap gurumu akan mempengaruhi sikapnya ke kamu. Seperti kata Om Newton dalam Hukum ke-3-nya “Gaya aksi itu sama dengan gaya reaksi”. So, kebaikanmu sedikit banyak pula akan meluluhkan hati gurumu.

Ketiga, hilangkan sugesti buruk tentang gurumu. Hilangkan benci jika ada tertanam di hatimu. Pahamilah dia dengan apa yang ada pada dirinya. Guru harus dihormati, guru harus disegani, bukan untuk ditakuti.

Keempat, berusahalah untuk tidak menundukkan kepala ketika guru ‘tersebut’ mengajar. Berusaha pahamilah apa yang ia sampaikan. Seminimal-minimalnya kamu boleh menerapkan sebuah kata bijak mengatakan “Lihatlah apa yang disampaikan bukan siapa yang menyampaikan”. But, dalam hal ini ada baiknya kamu memperhatikan juga siapa yang menyampaikan. Karena dia adalah GURUMU.

Kelima, keenam, ketujuh, kamu dapat menyambungnya dengan ide-ide kreatif kamu untuk menghadapi guru yang seperti itu, tentunya dengan ide-ide yang positif ya!

Kamu yang suka tantangan, tentunya menemui guru seperti ‘tersebut’ akan menjadi hal yang sangat menyenangkan. The title is “Pengalaman Besar Mencari Jawaban untuk Meluluhkan Guru KILLER”. Ketahuilah itu akan menjadi hal yang tidak terlupakan kelak ketika kamu tak lagi di bangku sekolah. Dan kamu berkata, “Dia adalah bagian dari kesuksesanku!”.

  

3 komentar:

Komentar kalian motivasi menulis saya. Terima kasih atas komentarnya :)