Senin, 01 April 2013

Di Balik Tulisan "Serpihan Sayap Kepemimpinan"

Tidak Lebih Satu Tahun yang lalu - Masih ingat jelas bagaimana artikel singkat berjudul "Serpihan Sayap Kepemimpinan" ini dibuat. Singkat cerita saya menemukan info lomba di salah satu website (lupa alamatnya) mengenai kriteria pemimpin masa depan. Yah, suatu kompetisi menulis dengan tema 10 KRITERIA PEMIMPIN MASA DEPAN (Seingat saya sih!). Saat itu "Deadline" masih lebih dari sebulan. Itu waktu yang cukup lama untuk menulis artikel menurut saya SAAT ITU. 

Yah, seperti sudah mendarah daging mengulur waktu sepertinya sudah menjadi kebiasaan. Ah, masih ada besok, pikir saya. Keesokan harinya, besok saja lagi (huft....). Dan tahukah apa yang terjadi ???
Seperti tugas-tugas kuliah yang setelah saya anggurkan kemudian saya rayu untuk cepat terselesaikan. Bedanya jika tugas kuliah masih bisa saya temui dosennya meskipun telat, lah kalau kompetisi seperti ini?? Pertama, penyelenggara bukan dosen saya. Kedua, artikel itu tidak dikumpul ke dosen saya *lho.

Tepat di hari H tanpa min, saya malah kelimpungan mencari ide. Seolah-olah menuliskan kriteria pemimpin ideal itu sangat sulit diutarakan. Jantung mulai berdegup cepat mungkin karena tak tega melihat rongsok otak yang dipaksa kembali bekerja. Entah tak ada lagi sosok pemimpin yang diharapkan, atau apa, sulit sekali menemukan kriteria-kriterianya (mungkin karena dihantui DEADLINE kali ya? -_____-a)

7200 detik terakhir barulah pikiran saya bisa diajak berdiskusi. Detik-detik berbaris rapi menuju angka nol sempurna (tepat pukul 00.00), otak dan tangan tetap saya paksakan bekerja sama demi kompetisi itu, meski kelopak mata seolah ingin memutuskan tali persahabatan kami, tapi tetap ku motivasi "kita pasti bisa kawan, sebentar lagi, sabar ya!". 

Then, setelah muter-muter bingung mau nulis mulai dari mana dan akhirnya jadilah:
 
Kamu pernah dengar kalimat-kalimat ini? “Pemimpin itu harus adil!”, “Pimpinan harus mengerti bawahan!” atau seperti ini, “Pemimpin kok mau senang sendiri!”

Yah, begitulah sebagian komentar-komentar untuk para pemimpin. Ada yang mendapat komentar yang baik ada pula yang kurang mengenakkan. Tapi begitulah seharusnya, pemimpin yang harus siap dinilai oleh orang-orang yang dipimpinnya. Tentu itu akan menjadi koreksi tersendiri untuk pribadi seorang pemimpin agar lebih baik ke depannya.

Untuk menjadi seorang pemimpin tentu tidaklah mudah. Terlebih untuk menjadi pemimpin yang sukses. Yang bagaimana? Tentu yang disukai oleh orang-orang yang dipimpin karena kepemimpinannya yang baik. Dan begitu pula lah untuk seorang presiden.

Menjadi seorang presiden pun tentu tak semudah mengkedipkan mata. Seorang pemimpin, termasuk presiden, dituntut untuk menjadi manusia yang sebisa mungkin sempurna. Harus bisa mengembangkan ekonomi negara, memajukan pendidikan, memberantas kemiskinan, bahkan bertindak seadil-adilnya dalam masalah apa pun. Pastinya seorang presiden ‘diwajibkan’ pro-rakyat. Namun, lagi-lagi kita ketahui bahwa tidak satu pun manusia yang sempurna bahkan seorang Nabi sekalipun. Memang sulit untuk mencari sosok pemimpin yang sempurna, tapi setidaknya yang telah mendekati sempurna, itu sudah cukup menurut saya. Dengan demikian, rakyat dengan sendirinya membuat ukuran kesempurnaan menurut mereka masing-masing, karena tentulah semua rakyat menginginkan yang terbaik.

Melihat realita di Indonesia, sudah ada tujuh periode kepresidenan, mulai dari era Soekarno hingga sekarang Susilo Bambang Yudoyono (SBY), yang menjabat dua periode berturut-turut. Dan seolah hitungan tahun menjadi semakin cepat, pergantian presiden di Indonesia pun akan kembali lakukan. Tahun 2014, akan menjadi tahun terakhir SBY memimpin Indonesia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 7 yang berbunyi “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan”. Dengan demikian harus lah ada sosok baru yang akan menggantikan jabatan beliau sebagai orang nomor satu di Indonesia. Siapakah dan yang bagaimana sosok presiden berikutnya? Baca lengkap disini!!!

Lho, kok cuma 5 kriteria. Ah, tidak masalah itu yang penting tulisan saya terkirim. Toh memang sebatas itu lah yang bisa saya tulis dalam waktu "seperti itu", batin saya (kenyataannya demikian -___- ).

Setelah tulisan selesai, satu hal yang sempat memutusasakan tangan dan otak saya. List persyaratan lomba benar-benar merepotkan bagi orang yang dikejar deadline seperti saya saat itu. FOTO KOPI KATEPE! KTP, mana KTP? Mana?? Scan KTP..... (GAGAL). Scanner tiba-tiba ngambek, macet tanpa alasan jelas. Okeh, yang penting tulisan ini terkirim meski tanpa KATEPE (titik)

Yah, bermodalkan artikel yang sangat singkat saya kirimkan juga untuk KOMPETISI BESAR itu TANPA persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi.

Well, satu lagi pelajaran berharga bagi yang suka ikut lomba ONLINE dan dikejar deadline seperti saya saat itu, PERIKSALAH PAKET INTERNET ANDA!

Wah, otak saya hampir saja mengucapkan kata PUTUS! Bisa bayangkan patah hatinya saya saat itu jika itu benar-benar terjadi. Tapi untungnya masih ada internet tetangga yang bisa dimanfaatkan (berkah bertetangga). Dan akhirnyaaaaaaaaaaaaaaaa..... SEND kurang dari lima menit sebelum deadline. Huaaaaa....legaaaa.....

Apa hasilnya????
Tulisan saya dimuat di Web - Pewarta Indonesia
Dan saya mendapatkan sertifikat ini (Tujuan Utama :p)


 Thanks for PPWI ^-^"

2 komentar:

Komentar kalian motivasi menulis saya. Terima kasih atas komentarnya :)