Sabtu, 29 Juni 2013

Bagaimana Waktu Mengulir Hening

Tik tok tik tok tik tok....

Bunyi detik-detik jam yang sangat jelas terdengar saat saya benar-benar tak ingin mendengarnya. Detik-detik yang menemani diri menelusuri tiap bait pergantian hari. Gemercik, genta, apa pun lah semacamnya, bahkan suara jangkrik sekalipun tak mampu kalahkan suara detik perputaran waktu. Mungkin ini hanya masalah fokus. Yah, FOKUS. Fokus yang terlanjur melenakan saya dalam menikmati alur yang nantinya menghantarkan saya pada suatu fajar (Insya Allah). Fokus yang meraungkan sensasi-sensasi sunyi, yang seolah-olah saya benar-benar sendiri. Saya sungguh menikmati. Menikmatinya di gelap yang sunyi.
 
 
Heningnya malam ini belum mampu meninabobokkan mata yang memang belum lelah berjaga. Tak ada tugas, tak ada deadline, tak ada yang harus diselesaikan. Beginilah yang terjadi jika dalam kondisi demikian. Sebaliknya, jika mesti ada yang diselesaikan, saat ada ribuan alasan untuk melemburkan diri, mata malah seolah tak ingin berkompromi, layu, lepas, dan terbebas di alam mimpi. Intinya saya belum tidur pemirsaaaah.  

Bingung mau ngapain tengah malam gini? Tidak juga.

Terjaga dari lamunan yang kata orang "tidur ayam" (antara tidur dengan tidak tidur). Melenyapkan kesempatan bermimpi dalam suatu kenyenyakan. Tiap huruf menari lepas merangkai bebas di pelataran layar 14 inch yang sudah cukup tua. Sekarang giliran gurauan keyboard yang jelas terdengar mengalahkan fokus saya pada celotehan jarum jam. Saya makin menikmati malam ini.

Ditemani secangkir kopi hangat yang diseruput dalam imajinasi, ditambah lagu-lagu klasik elegan yang sebenarnya hanyalah lagu-lagu single galau para penyanyi "XFI" di salah satu siaran teve. Tapi sungguh saya tidak sedang galau karena saya benar-benar menikmati hari ini.
 
Suatu pergantian hari. Di mana setiap moment seharian disimpulkan dalam rajutan kisah yang akan dibandingkan dengan episode esok hari. "Jika hari ini saya lebih baik dari hari sebelumnya, maka saya lah orang  yang beruntung".  

Yah, hari kemarin adalah tolak ukur untuk menciptakan naskah hidup kita hari ini. Jika ingin lebih baik maka naskah sandiwara hidup hari ini haruslah juga lebih baik. Bak sinetron, untuk lebih menarik minat para penonton maka jalan cerita harus dibuat sekreatif dan semenarik mungkin. Episode-episode sebelumnya merupakan pelajaran-pelajaran untuk meningkatkan kualitas episode selanjutnya. Jika peminatnya banyak, jumlah penonton meningkat, omset periklanan pun mampu memberi untung yang besar. Sintesisnya, jika kita lebih baik dari hari kemarin maka kita akan dapat untung yang besar. 

"Bagaimana dengan rintangan hari ini? Bukankah setiap hari beda pula yang harus dihadapi?" Lah, kamu mau nonton sinetron yang ceritanya itu-itu saja. Stuck di suatu keadaan tanpa problematika. "Hidup penuh warna, nikmatnya hidup tergantung warna yang kita pilih". Yah, kadang-kadang kita butuh sedikit masalah sebagai bumbu yang menambah serunya klimaks kehidupan. Dan lika-liku itulah yang kadang menguatkan, membentuk pribadi yang lebih tangguh.

"Kenapa kita harus membuat naskah toh sudah ada Sutradara Yang Maha Pengatur Segalanya?" Hidup adalah siaran LIVE kawan, kita hanya bisa menikmati suatu kejadian di satu waktu, tak bisa diulangi dengan yang persis sama. Tiap skenario memang telah diatur, tapi bukankah untuk siaran live artis atau aktor diberi kesempatan untuk berimprovisasi? "Kami tidak akan mengubah nasib suatu kaum melainkan mereka mengubah nasib mereka sendiri".

The conclusion is ....

"Apapun yang terjadi di hari yang lau, jatuh-bangunnya adalah pelajaran yang berarti. Dan tidak ada alasan untuk kita tidak memperbaiki diri."


Well, kini malam semakin larut, semakin sunyi, gemulai tangan seolah mengisyaratkan untuk segera membangun mimpi. Di pergantian hari, sekali lagi saya katakan saya sangat menikmati malam ini. Malam pergantian hari sekaligus pergantian tahun untuk sahabat saya Uliz

Jika ditanya apa inti dari goresan tengah malam ini? Yah, sebenarnya ini adalah ungkapan selamat ulang tahun sederhana saya kepada sahabat saya Sulistya Ningsih yang belum sempat terkalibrasi dengan kata-kata.

 




Semoga hari-hari lebih baik dan senatiasa barokah... amin ⎝⓿⏝⓿⎠

Bersambung ....

3 komentar:

  1. Subhallah... walhamdulillah
    begitu indah terangkai doa yg tulus, hingga ralut malam dinanti jamnya...
    Saat mata terlelap, merebahkan badan karena lelahnya beraktivitas, namun engkau rangkai doa n cerita indah untukku.
    Syukron katsiran sahabat sayaang, doa n ucapannya yg begitu bermakna untuk hidup qt.
    Tak hanya pelajaran hidup yg qt peroleh, namun proses perjalanannya dengan ikhlas dan sabar itulah nilai kumlout untuk tabungan ibadah qt nanti hingga dipertemukan kembali dalam tempat abadi yang indah disurga Allah bersama-sama.

    BalasHapus
  2. "Tak hanya pelajaran hidup yg qt peroleh, namun proses perjalanannya dengan ikhlas dan sabar itulah nilai kumlout untuk tabungan ibadah qt nanti hingga dipertemukan kembali dalam tempat abadi yang indah disurga Allah bersama-sama". [tumb up]

    Amin ya Allah... afwan adek sayang :*

    BalasHapus
  3. kautsar.. blogku skrg http://sekedarcoretanbermakna.wordpress.com/ mampir yah..

    BalasHapus

Komentar kalian motivasi menulis saya. Terima kasih atas komentarnya :)