Sabtu, 26 September 2015

Tiga Hari di Suatu Cerita

Sebenarnya aku malas mau berbicara tentang "ini" lagi. Bosan mengeluh tiap hari. Malu meminta (kepada Tuhan) lagi. Sampai sekarang belum berhasil memperbaiki diri, masa mau menemui Tuhan lagi? dan meminta lagi. Tapi rasanya tak ada lagi yang bisa memperbaiki semua "ini", tanpa bantuan Sang Maha Pemberi.   

KABUT ASAP lagi, yah..... kabut asap di kota kami.

Eh... sebelumnya aku mau ngucapin Selamat Hari Raya Idul Adha 1436 H, semoga kita dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan menambah semangat berbagi sesama manusia. #Latepost banget yah -___-"

KEMARINNYA LAGI - Kamis, 24 September 2015

Hari sabtu, tanggal 19 September 2015, sebagian warga melalukan shalat istisqa' bersama para santri dari beberapa pondok pesantren di kotaku. Dan alhamdulillah... keesokannya hujan lebat membasahi beberapa wilayah kotaku. Kuasa Allah SWT. Bahkan sehari setelah hujan tersebut, jendela rumahku sudah mulai dibuka kembali. Malam hari bulan sudah terlihat. Udara di pagi hari segar terhirup. Ku kira ini akhir dari musim kemarau panjang tahun ini, namun.... tidak.

Kabut asap kembali menyelimuti kotaku. Awalnya ku kira beberapa hari yang lalu adalah kabut asap terparah, ternyata tidak. Hari ini kabut asap lebih parah lagi, bahkan lebih parah dari pada ketika aku nulis postingan "Hari Ini di Kotaku". Hari ini, ada rintik putih yang jatuh dari langit, bukan salju melainkan abu. 

Aku bersyukur, hari ini diberi kesehatan yang baik, karena beberapa hari belakangan, kondisi tubuh mulai drop (kebanyakan ngisap asap mungkin #eh). Kepala mendadak pusing disertai batuk dan demam. Dengan kondisi seperti itu, langsung kepikiran sama si ISPA, karena empat huruf itulah yang lagi tenar di unit-unit pelayanan kesehatan di kotaku. Biasanya, kalau demam tunggu beberapa hari dulu baru dibawa berobat, ini langsung hari ini juga pergi ke dokter terdekat. Untungnya, kata dokter hanya butuh istirahat. Aku patuh dengan apa yang dikatakan dokter, hampir seminggu istirahat tanpa aktifitas berat, full bedrest ceritanya. Dan Alhamdulillah ..... sehat kembali.

Ngebayangin kalau masih sakit hari ini? Oh... sayang banget kalau harus ketinggalan shalat sunnah yang cuma dilakukan setahun sekali. Tahun depan tak ada yang bisa tebak apa yang akan terjadi.

Sekitar pukul 06.20 WIB, aku baru mau siap-siap ke masjid untuk Shalat 'Ied. Sekitar pukul 07.00 WIB (kurang beberapa menitlah) kami (red: aku, keluargaku, keluarga tetangga samping dan belakang rumah) sudah siap berangkat ke masjid. Dijadwalkan shalat 'Ied baru akan dimulai pukul 07.30 WIB. Melihat ke luar rumah, rasanya berat sekali perjalanan ini. Padahal, jarak masjid tak begitu jauh dari rumah. 

Ada yang berbeda dengan Shalat Idul Adha tahun ini. Kami ke masjid bak ninja, memakai masker yang lebih tebal dari biasanya, karena memang kabut yang juga lebih tebal dari biasanya. Hampir tak ada aktifitas shalat 'Ied yang dilakukan di lapangan, padahal kalau tak ada kabut, orang-orang lebih semangat shalat di lapangan kotaku, lapangan kantor walikota atau lapangan POLDA, misalnya. 

Kukira, cuma kami (red: aku, keluargaku, keluarga tetangga samping dan belakang rumah) yang memakai masker ninja gini, ternyata oh ternyata, jama'ah masjid lainnya juga tak ketinggalan maskernya. Memanglah kondisi udara hari ini di kotaku tidak sehat lagi. Untungnya di masjid, ruangannya tertutup dan ber-AC. 

Sepulang dari masjid, kami (red: aku, keluargaku, keluarga tetangga samping dan belakang rumah) melewati hewan-hewan yang akan dikurbankan hari ini. Tampak berair mata hewan-hewan itu, hanya penglihatanku atau .... entahlah. Dulu, kalau nanya ke ibu, apakah mereka sedih, ibu menjawab mereka menangis bahagia. Tapi sekarang? Apakah mereka masih berbahagia? Mungkin benar mereka menangis karena senang menjadi bagian dari ibadah kepada manusia kepada Allah SWT, tapi tidak menutup kemungkinan mereka juga sedih, sedih karena manusia membiarkan mereka berhari-hari diikat di luar ruangan tanpa diberi masker, manusia egois mungkin pikir mereka. (#adsurb :p)

Di berita teve lokal hari ini, ada tiga hewan di taman rimba kotaku terserang penyakit ISPA. Nah, ternyata tak cuma manusia, hewan juga terkena dampak kabut asap kali ini. Wajar dong kalau aku pikir hewan-hewan kurban itu sebenarnya minta dikenakan masker juga (anggap saja iya)

Setelah shalat 'Ied, biasanya kami (red: aku, keluargaku, keluarga tetangga samping dan belakang rumah) ngumpul dulu, sekedar ngobrol, atau apalah, sekarang kami langsung menuju rumah masing-masing, tutup pintu.

Di lebaran kali ini, aku dan keluargaku hanya mengunjungi rumah keluarga-keluarga yang "penting" dikunjungi tiap tahunnya, tak banyak, hanya ke rumah keluarga dekat saja. Setelah itu, kami memilih untuk berdiam diri di rumah. 

KEMARIN - Jum'at, 25 September 2015

Menurut observasi awamku, hari ini, jum'at 25 September 2015 adalah hari "terkabutnya" kota kami, Kota Jambi. Sekolah diliburkan lagi. Jalanan sangat sepi. Oranye semakin pekat di langit Jambi, ditambah rintik abu yang baunya sampai ke dalam rumah. Hanya beberapa yang masih beraktifitas di luar rumah, petugas kebersihan jalan misalnya, dari pagi hingga menjelang sore setia menyapu dedaunan kering di pinggir jalan kota kami.

Oranye pekat, yah oranye bukan biru langit kami.

Mungkin jika kamu berkunjung ke kota kami, dalam keadaan tertidur dan tidak ada petunjuk waktu, kamu sampai ke kota kami, kamu tak akan bisa bedakan ini pagi, siang, atau sore. DP teman-teman di kontak BBM-ku pun berubah menunjukkan kondisi kota kami.

Sumber: DP teman-teman BBM
Ada juga yang mengupload di efbe.

Sumber: FB Berlian Sentosa
Aku hanya di kamar menikmati sisa-sisa oksigen, dan berharap mudah-mudahan besok lebih banyak sisanya.
Diambil dari dalam kamar #camdig


Seperti kiamat kecil, di kota kami.

HARI INI - Sabtu, 26 September 2015


Pagi ini, sekolah diliburkan lagi. 
Canggih!!!
Loh kenapa canggih?
Teknologi sekarang canggih! (#ngomong ke kaca)

Benarlah teknologi mempermudah informasi. Tadi malam, pengumuman libur diberitahukan kembali melalui timeline berita di teve lokal. Mudah saja sekarang tahu pengumuman libur atau masuk sekolah, yah cukup dengan menonton teve, tak perlu nelpon atau sms guru.

Jika tak percaya dengan kalimat pemberitahuan yang mondar mandir di layar bagian bawah teve, maka bisa cek di instagram.
Loh kok instagram? 
Yah, cek instagram pak walikota!  (#ngomong ke kaca lagi)


Tapi, tetap harus hati-hati dengan informasi via instagram ini. Namanya juga manusia, tak lepas dari khilaf. Official Instagram Pak Wali Kota pun juga pernah khilaf. Kan manusia juga.


Tapi, karena para siswa selalu kepo nanyain besok sekolah atau libur lama-lama geram juga kali ya Si Pak Wali Kota dan tim :D

Sumber: IG Pak Wali Kota Jambi

Nah, yang mau tahu lebih lanjut, bisa cek tekape instagram Pak Wali Kota Jambi H. Sy. Fasha di sini.

Tak cuma itu, beliau juga pernah mengumumkan libur sekolah via Path loh!


Kalo masih ragu, yo wesss.... stand by di akun media sosial milik sekolah masing-masing aja deh!



Tuh kan, canggih!!!
Kalo dulu, zaman aku sekolah mana ada yang begini #huft
Dulu trennya "facebook", itupun belum "se-multifungsional" seperti sekarang. (Facebook yang menjadi inspirasi dalam tulisan ini dan itu.)




Begitulah kabut pada tiga hari belakangan di  kota kami. Semoga cuaca segera membaik. Yang kami butuhkan adalah hujan, yah hujan yang berkah dari Tuhan.
Wallahu'alam bissawab....


12 komentar:

  1. keren sekarang liburan sekolah di umumkan secara online (h)

    BalasHapus
  2. Bagus juga pak walinya punya akun medsos, ya.
    Kebayang gak enaknya shalat Ied pake masker :(

    Mudah2an bencana asap ini segera ada solusinya sehingga tahun depan tidak beruang :(

    BalasHapus
  3. yang di siram cuma 1 hektar, tapi yang kebakaran 100 hektar, gimana ngga ngebul, sini pindah kebekasi aja :-d
    murid muridnya kasian kalau gaptek ngga punya Hape, gimana mau tau infonya coba :-)

    BalasHapus
  4. Nah itu dia, penangannya kurang cepat kayaknya ;-( aduh berbagi asap aja mau? biar lebih banyak yang hirup mana tau cepat ilangnya :>)

    Yang ga punya hape paling ke sekolah paginya disuruh pulang lagi, tapi malah ga langsung pulang ke rumah, mampir maen game online di warnet #eh :-#

    BalasHapus
  5. ikut prihatin dg kabut asap yg hingga kini masih blm sirna.
    praktek logging yg illegal hrs ditindak tegas. Tak ada asap jika tak ada api.

    smoga kabut asap sgr teratasi ... bentar lg hujan turun,insya Allah.

    terimakasih artikelnya up to date, saya (saling) follow blognya ya mba ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali mba, ga ada asap kalo ga ada api,
      alhamdulillah hujan mulai mengguyuri kota kami...
      amin....

      terima kasih kunjungannya :)

      Hapus

Komentar kalian motivasi menulis saya. Terima kasih atas komentarnya :)